Kamis, 29 Mei 2014

Sinopsis Atashinchi no Danshi episode 3-3

Sebelumnya ............

Bagian 1                Bagian 2

**************************

Part 3

Si paman datang membawakan makanan untuk ayah dan bertanya apa ayah sudah bicara baik – baik dengan Chisato, ayah mengiyakan. Ayah yang melihat makanan hendak memakannya, namun belum satu suap masuk ke mulutnya paman meminta ayah pergi setelah makan. Ayah pun berkata jika paman benar-benar membencinya.

Paman menjawab tentu saja karena ayah telah membuat Chisato melalui itu semua. Ayah menjawab dengan mulut yang masih penuh dengan makanan jika itu karena uang.


“uang yang mengacaukan semuanya. Jadi,…..pinjamkan aku beberapa.” Pinta ayah pada paman

Paman mengatai ayah bodoh, ini semua tidak akan terjadi jika ayah tidak kecanduan judi. Ayah bertanya kenapa paman memanggilnya, paman berkata, untuk menyemangati Chisato yang berkerja keras membayar hutang. Ayah meminta paman berkata yang sebenarnya, apa yang sebenarnya direncanakan paman.



Chisato mendapat ide, ia mulai merekam suaranya.

“Aku mencintaimu apa adanya.”


Chisato ke ruang makan, ada Masaru yang tengah berpikir. Chisato mengambil jarak dan member isyarat pada Masaru untuk menangkap alat perekam. Masaru bertanya apa ini.
Chisato memberitahukan tentang high-power voice dengan sedikit kebohongan jika alat tersebut bisa memperdengarkan perasaan seseorang tentang dirimu hanya dengan menunjukkannya pada seseorang dan hanya bisa digunakan satu kali per orang.


Chisato menyarankan Masaru untuk mencobanya pada Yosida- sensei. Masaru tampak berpikir. Chisato membujuk Masaru yang malah membuat Masaru marah.

“apa kau masih mencoba membodohiku?” teriak Masaru

Chisato menjawab tidak, Masaru marah menendang kursi berkaki pendek dan menyuruh Chisato mmbiarkannya sendiri. Di depan pintu Satoru mematung karena mendengar keributan itu.
Masaru mulai pesimis lagi.

“apa pun yang aku lakukan tidak ada yang berubah.”

Chisato menyuruh Masaru untuk menjadi dirinya sendiri. Masaru kesal dan meminta Chisato jangan seenaknya mengatakan hal itu. Chisato membela diri bahwa ia telah memilih kata dengan hati-hati karena sebelumnya ia pernah melukai Satoru. Satoru masih di depan pintu.


Chisato yakin Masaru tidak berbuat salah, Masaru hanya takut pada masa lalu yang menyakitkan dan berusaha menemukan “diri” nya yang baru, karena itu pula Masaru harus lebih mencintai dirinya sendiri.

“kau mungkin tidak bisa mengatasi masa lalumu, tapi masa depanmu masih kosong. Aku pikir apa pun yang terjadi tergantung padamu.” Ucap Chisato

Masaru tampak berpikir bahkan Satoru yang masih di depan pintu pun ikut memikirkan perkataan Chisato.


“Percaya dirilah pada dirimu! Kau akan berpikir “aku keren!” ucap Chisato menyemangati Masaru.

Chisato meninggalkan Masaru, Satoru buru – buru kabur yang malah berakhir dengan bersandar di dinding sambil menyilangkan kedua tangannya.

Sho mengantar Riki ke penititipan anak sambil terus berpikir tentang harta karun di kamar 96. Sho menyadari sesuatu, ia pun berlari meninggalkan Riki di depan penitipan untungnya Sho berhenti ketika anaknya memanggil dirinya. Riki hendak mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi ia pun masuk ke penitipan. Sho kembali berlari.

Takeru sedang merapikan diri untuk menyambut Yoshida-sensei, Takeru bahkan mengenakan bunga palsu di bajunya. Pintu depan terbuka dan tampaklah pujaan hati Takeru. Takeru mencoba mengajak Yoshida-sensei menonton film, Yoshida-sensei membalas jika ia tidak suka dengan pria yang mengenakan pakaian petarung. Takeru shock mendengarnya.


Chisato meminta maaf pada Yoshida-sensei karena Satoru tidak mau keluar dari kamarnya. Tepat saat itu Satoru muncul ia ingin memberitahukan bahwa ia akan kembali ke sekolah suatu hari nanti.

“aku masih tidak bisa pergi ke luar, jadi aku tidak akan segera kembali, tetapi aku pasti akan pergi (ke sekolah).”

Satoru memberi hormat pada Yoshida-sensei kemudian ia pun pergi.  Yoshida-sensei kembali minta izin ke toilet, ia bertemu dengan Sho ketika hendak membuka pintu. Chisato bertanya apa yang dilakukan Sho, Sho mengatakan ia sedang berburu harta karun. Sho naik dengan tertawa gembira.

Di luar atau mungkin beranda kastil, Takeru sedang mengecek air panas dalam sebuah bak yang diletakkan diatas rel disampingnya ada Masaru. Takeru melihat perekam suara di tangan Masaru dan bertanya apa itu. Masaru menjelaskan tentang high-power voice yang bisa memperdengarkan apa yang dipikirkan orang lain tentang dirimu. Takeru minjamnya.



Sho muncul dan bertanya di mana kamar clock of terror. Masaru memberitahukannya dekat tangga di lantai dua. Sho bertanya apa yang dilakukan Masaru dan Takeru. Takeru menjelaskan mereka tengah mempersiapkan jebakan untuk Yoshida-sensei di kamar mandi, mereka menunggu Yoshida-sensei untuk jatuh dalam bak berisi air panas di hadapan mereka.


Takeru menjelaskan jika Yoshida-sensei itu wali kelas Satoru yang juga cinta pertama dan penyebab phobia Masaru serta orang yang telah menghancurkan hatinya dalam sekali pukul.
Sho berkata jika Yoshida-sensei bukan cinta pertama Masaru karena Masaru pernah menunjukkan foto cinta pertamanya pada Sho sebelumnya. Sho berpikir si cinta pertama tidak mungkin berubah sebanyak itu jika tidak operasi plastik.

Masaru memperjelas jika nama dan power stone mereka sama. Sho menyuruh Masaru untuk memastikan lagi dan ia juga memberitahu bahwa jebakan yang mereka pasang itu tidak menjamin Yoshida-sensei yang tertangkap. Sho pun pergi.

Jebakan mereka berkerja, ada kereta yang mengarah ke mereka dan ternyata itu adalah inoue-san.


Chisato menunggu Yoshida-sensei yang sangat lama di toilet. Bel berbunyi, ada tamu. Seorang wanita memperkenalkan dirinya sebagai wali kelas Satoru pada Chisato, namanya Yoshida Io. Wanita itu meminta maaf ia tidak bisa datang pada tanggal 28 karena sakit. Chisato mengatakan kalau wali kelas Satoru sudah datang yang tentunya membuat kaget wanita tersebut.


Kantor polisi

Akira mengambil barangnya yang hilang, buku tentang informasi perusahaan. Akira pamit pergi, namun ia berhenti menatap sesuatu.


Trick heart castle

Sho sampai di kamar clock of terror yang tak lain adalah kamar Chisato. Ia bertemu dengan Yoshida-sensei yang sedang mengepak sesuatu. Yoshida-sensei tersenyum dan mengatakan ia sedikit tersesat. Sho yang otaknya dipenuhi dengan harta karun malh menunjukkan arah toilet pada Yoshida-sensei yang jelas-jelas mencurigakan.

Sho terus mencari harta karun bahkan ia tak sadar Yoshida-sensei mengambil sesuatu dan memasukkannya dalam tasnya. Sho melihat sesuatu seperti kotak harta yang mana telah di bawa oleh Yoshida-sensei alias si maling, Sho mengejarnya, namun ia tersandung kardus yang ada di sana.


Chisato mencari si maling di ruang makan, tidak ada. Telepon berdering, Chisato mengangkatnya ternyata dari Akira. Ia memberitahu tentang Yoshida-sensei yang ternyata seorang pencuri.

Si maling sendiri menuruni tangga dengan terburu-buru, ia berpapasan dengan Takeru dan Masaru. Si maling berlari tak mempedulikan ocehan Takeru karena ia sedang dikejar – kejar Sho. Chisato berlari ke pintu depan dan menguncinya. Terjadilah kejar-kejaran dengan si maling, si maling berhasil keluar lewat pintu samping.


Takeru berlari dibelakangnya sambil berteriak menanyakan nama asli si maling. Dari depan Shod an Chisato menghadang si maling, si maling berlari ke belakang, jalan buntu. Takeru menerjang kearah si maling, Takeru K.O.

Masaru berhasil mengejar mereka. Si maling pasang kuda-kuda, Sho dan Chisato perlahan mendekatinya.  Satoru hanya bisa melihat dari jendela tak bisa berbuat apa-apa.


“Kau menipu kami.” Ucap Chisato

“itu salahmu.” Jawab si maling dengan tatapan mengejek

Chisato tidak terima, ia bertanya apa si maling tahu bagaimana perasaan Satoru ketika ia mengatakan akan kembali bersekolah? Si maling menjawab ia tidak peduli. Chisato tidak akan pernah memaafkan si maling.


Satoru tersenyum mendengar jawaban Chisato ia pun berteriak mengumpulkan kekuatannya yang membuat semua orang menoleh ke arahnya sho bahkan memasang kuda-kudanya. Satoru melompat keluar ia menginjakan kakinya di tanah semua orang terkejut termasuk si maling yang makin waspada, namun sayang baru satu langkah Satoru kehilangan kekuatan kakinya.


Masaru yang melihat keberanian Satoru memutuskan untuk melangkah maju sambil menodongkan alat perekam kea rah si maling yang kemudian langsung dicampakkan begitu saja oleh Masaru.
Masaru menyebut dirinya keren. Ia berteriak dan berlari menerjang si maling, si maling juga maju tapi phobia tetap phobia Masaru langsung menghindar ketika si maling mendekatinya.


Sho maju, ia memegangi pinggang si maling. Si maling memukuli Sho dalam posisi seperti itu. Chisato menyuruh mereka semua tetap pada posisi masing-masing, ia punya ide.  Chisato mengambil ancang-ancang, ia berlari lalu menjadikan punggung Satoru sebagai pijakan ia berputar diudara kemudian si maling jatuh tak sadarkan diri akibat tendangan Chisato.


Chisato masih belum bisa berhenti, ia lompat sana, lompat sini Sho bahkan heran dibuatnya. Takeru sadar ia menoleh kebelakang dan melihat Masaru menggendong Chisato yang ternyata mendarat di gendongan Masaru.


Masaru kaget dan langsung menurunkan Chisato, dirinya sendiri tak percaya dengan apa yang terjadi. Sho tertawa, Satoru tertawa. Si maling diborgol oleh Inoue-san.


 


Sho mendapatkan kotak hartanya, Takeru hendak membukanya Sho melarang. Sho membukanya, isinya sebuah robot kecil dan kartu ulang tahun, mereka bertanya-tanya ulang tahun siapa. Mereka menoleh pada Inoue-san, Inoue-san menggeleng.


Sho ingat, hari ini ulang tahun Riki. Takeru bertanya bagaimana Shinzo-san tahu, Sho juga tidak tahu. Sho pergi membawa kotak hartanya.


Tokita bertemu Fuu di kediaman Shinzo-san. Sho mendapat telepon kalau Riki menghilang. Chisato tersenyum, ia mendapatkan cap tangan Satoru. Satoru terus tersenyum memandang Chisato. Takeru bertanya apa Satoru punya perasaan pada Chisato? Tentu saja hal ini langsung disangkal Satoru.


Masaru dengan gugup mengeluarkan alat perekan dan megarahkannya pada Chisato, ia takut-takut menekan tombol. Masaru terkejut karena ia mendengar suara Shinzo-san, namun ia tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari alat tersebut.



Tokita menhubungi Chisato, ia meminta Chisato untuk mengembalikan 100 juta segera mungkin. Chisato berdiri dari duduknya terkejut.




Bersambung ke episode 4............

2 komentar:

Berikan komentar yang baik serta kritik yang membangun agar saya bisa memuaskan para pembaca sekalian. >.<

Terimakasih