Bagian 1
*********************
Part 2
Chisato yang
bingung akan tingkah Satoru meminta maaf pada Yoshida-sensei. Yoshida-sensei
tidak mempermasalahkannya lalu ia pun minta izin ke toilet. Chisato
mempersilahkan. Di luar ruang tengah Yoshida-sensei malah memperhatikan sebuah
benda lalu menggeleng dan pergi, ia hendak menaiki tangga namun dicegah oleh
Takeru.
“kau mau
kemana?” Tanya Takeru
Yoshida-sensei
yang terkejut langsung berpura-pura mencari toilet. Takeru memberi tahu letak
toilet pada Yoshida-sensei kemudian ia menatap aneh Yoshida-sensei.
Yoshida-sensei yang merasa diperhatikan oleh Takeru mencoba mengalihkan
perhatian Takeru dengan bertanya tentang Satoru.
“uhm…Ano…Apakah
kau tahu kenapa Satoru tidak masuk sekolah lagi?”
“Bullying.
Dia dibully karena orang tuanya. Tapi itu terjadi sebelum dia datang kemari.
Tidakkah kau pikir kau harus mencari tahu itu dulu sebelum datang kemari?" Tanya
Takeru dengan nada yang agak serius dan sedih.
Takeru
membalikkan tubuhnya dan di mata Takeru Yoshida-sensei tampak bercahaya. Takeru
menguatkan dirinya agar ia tidak tergoda.
“maafkan aku.
Kau sangat peduli dengan adikmu kan, onii-chan?” ucap Yoshida-sensei mendekat
ke Takeru.
Chisato
datang karena khawatir Yoshida-sensei tidak bisa menemukan toilet.
Takeru
hendak bertanya sesuatu pada Yoshida-sensei, Yoshida-sensei tampak gugup.
Ternyata Takeru bertanya apa Yoshida-sensei berkencan atau tidak *gubrak*.
Yoshida-sensei menjawab tidak sambil tersenyum lebar. Takeru sumringah
mendengarnya.
Chisato dan
Takeru mengantar kepergian Yoshida-sensei, ketika membungkuk hormat Chisato
heran dengan benda yang mencuat dari tas Yoshida-sensei tepat saat itu Akira
baru pulang dari kursusnya.
Yoshida-sensei
bertanya apa ia bisa kembali berkunjung karena dia tidak bisa membiarkan
masalah ini.
“Saya ingin
berbicara dengan Satoru untuk kembali bersekolah.” Ucap Yoshida-sensei
bersemangat.
Takeru
mempersilahkan Yoshida-sensei datang kapan pun ia mau. Takeru mendekat dan memberikan
Yoshida-sensei kartu namanya. Yoshida-sensei pun pergi. Akira bertanya siapa
wanita itu? Chisato memberitahunya dia adalah wali kelas Satoru dan penyebab
traumanya Masaru.
“Dan istriku
di masa yang akan datang.” Sahut Takeru tersenyum sumringah.
Kyoko datang
membawa tumpukan kotak berisi barang-barang Shinzo-san. Chisato bingung hendak
ditaruh mana barang-barang itu, Kyoko menyarankan kamarnya Chisato. Chisato
menjawab dia tidak punya kamar.
Akira heran
apa yang dilakukan Chisato sehingga tidak punya kamar.
“Aku
membangun rumah kardus di belakang taman untuk tidur.” Jawab Chisato
Kyoko
bertanya apa ada kamar kosong yang bisa Chisato pakai? Akira menyarankan kamar
clock of terror yang langsung disetujui oleh Takeru. Chisato memandang Kyoko
namun yang dipandang memalingkan mukanya. (errrr…pasti ada apa-apanya ma itu
kamar =_=)
Chisato
telah memindahkan kotak-kotak ke kamarnya yang baru. Chisato langsung melompat
ke kasur dan bergumam.
“kasurnya
lembut dan empuk….”
Chisato
terlelap tapi belum sampai lima menit Chisato dibangunkan dengan suara kencang
bel jam dia mendesah sambil menutup telinganya
berkata kalau ia tidak bisa tidur jika seperti ini. (baiklah saya paham
kenapa kamar Chisato namanya The clock of terror room).
Fuu sedang
membersihkan surat-surat yang berserakkan di depan pintu apartemennya, ada
surat dari Shinzo-san diaantaranya. Kyoko dan Sho berbicara di club tempat Sho
berkerja. Kyoko memberitahu Sho tentang harta karun yang berada di kamar 96.
Chisato
duduk di kursi pijat yang disediakan di Net café sambil mengeluh dia tidak bisa
tidur pada Kokudo dan Majima. Pria brewok meminta para bodyguard Chisato
berkumpul karena mereka telah selesai
mengumpulkan informasi satoru.
Para
bodyguard satu-persatu menyebutkan informasinya.
“Sebelum
bergabung dengan keluarga Ohkuro dia pernah tampil di Tv sebagai pesulap jenius
menggunakan nama Kanbai Satoru.”
Mereka
menunjukkan video Satoru ketika tampil di Tv sebagai pesulap pada Chisato,
Chisato kagum pada kemampuan sulap Satoru.
“Tapi
setahun setelah ini ditayangkan, dia berhenti muncul di TV.”
“Orangtuanya
yang mengurusi biaya penampilannya ditangkap karena penghindaran pajak. Dia
dilarang tampil di Tv dan mendapat kecaman dari masyarakat. Walaupun itu bukan
salahnya, dia cukup menderita karena kritik tersebut.”
Majima
melihat berita pencuri yang belum tertangkap di internet. Majima menjelaskan di
daerah ini sedang terjadi pencurian. Chisato sudah pergi.
Masaru
sedang menjalani sesi pemotretan. Ada staf wanita di sana Masaru tampak gugup.
Masaru keluar dari tempat pemotretan, para fans telah menunggu. Masaru berhenti
di depan tiga orang wanita yang meneriaki namanya, seketika itu pula tiga
wanita yang mengelu-elukan namanya berbalik mencibir dan mencemoohnya. Itu
hanya bayangan Masaru namun cukup membuatnya tidak nyaman serta ketakutan ia
pun berteiak meminta mereka berhenti. Manejer datang dan meminta maaf pada fans
lalu membawa Masaru pergi.
Chisato
berjalan terkantuk - kantuk memegangi bantalnya (jamnya lagi bunyi). Chisato
melihat Masaru duduk di meja makan. Masaru tengah memegang kertas bertuliskan
nama Yoshida-sensei, dihadapannya juga terdapat boneka jerami, palu dan paku.
(Masaru mau nyantet? O.o)
Chisato
hendak mendekat, tetapi dihentikan Masaru. Masaru mengatai dirinya bodoh karena
phobia terhadap wanita sambil memaku boneka jerami. Chisato menyangkal hal itu.
Masaru berkata, jika orang-orang hanya pura-pura bersimpati padanya mereka
bahkan tidak bisa menolongnya karena mereka tidak tahu bagaimana perasaan
Masaru.
Masaru mulai
meremas boneka jerami dengan frustasi.
“Kenapa?
Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa hanya aku? Teriak Masaru.
Masaru pergi
meninggalkan Chisato ia menemui Tokita.
Sauna.
Chisato
bertanya berdasarkan apa pemilihan kandidat pewaris pada Kyoko. Kyoko seperti
biasa menjawab dengan serius atau lebih tepatnya tanpa ekspresi di wajahnya.
“Karena
mereka tampan.”
Kyoko juga
menambahkan.
“menurut
Shinzo-san, semua kandidat harus tampan sebagai presiden perusahaan yang
karismatik.”
Chisato
dibuat tak percaya oleh pernyataan Kyoko. Kyoko melirik Chisato yang gelisah
dan tak percaya akan alasan Shinzo-san.
“aku bercanda.”
Celetuk Kyoko.
Chisato
kembali kaget lalu meminta Kyoko untuk tidak bercanda dengan ekspresi seperti
tu.
“Dia
(Shinzo-san) bilang karena mata mereka.” Kata Kyoko yang kali ini menjawab
dengan benar pertanyaan Chisato.
“mata?”
Tanya Chisato
Kediaman Shinzo-san.
“orang yang
telah mengalami penderitaan bisa bangkit diatas kesulitan. Keinginan kuat
terpancar di mata. Itu salah satu perkataan Shachou.” Ucap Tokita pada Masaru.
Masaru
bertanya apa “keinginan kuat” itu yang mereka miliki? Tokita menjawab itu yang
dipercayai Shinzo-san.
Sauna
“Walaupun
masalah yang dihadapi berbeda semua orang yang tinggal di sini tumbuh dalam
lingkungan yang sulit.” Kata Kyoko seolah menyambung perkataan Tokita.
Kyoko
berspekulasi bahwa mungkin Shinzo-san juga melihat Chisato seperti itu, ia
menambahkan jika Shinzo-san mempunyai kemampuan untuk melihat potensi
seseorang.
Kediaman
Shinzo-san
Tokita
bertanya pada Masaru jika ia dibesarkan oleh neneknya sejak kedua orang tuanya
meninggal.
Masaru menjawab jika neneknya (guru
SMA Shinzo-san) yang meminta Shinzo-san untuk mengurusnya. Masaru
kembali berpikiran negatif jika Shinzo-san sebenarnya tidak menginginkan
dirinya untuk diadopsi ke dalam keluarganya.
Tokita
mengatakan bahwa Masaru salah paham.
“ tak peduli
permintaan dari guru yang dihormatinya sekalipun, Shachou tidak mejalankan
rumah amal. Jika dia tidak melihat sesuatu pada dirimu, dia tidak akan
mengadopsimu.”
“eh?”
“Shachou
selalu berkata seperti ini tentangmu, jika saja…..ia memiliki keberanian lebih
pada dirinya.”
Tokita
tersenyum menatap Masaru yang sedang mencerna perkataan Tokita barusan.
Chisato
membongkar kardus yang berisi barang-barang Shinzo-san, ia melihat benda yang
mengingatkan dirinya akan Shinzo-san.
Flash back
Chiato
sedang merekam penjelasan Shinzo-san tentang barang ciptaannya.
“Hanya
dengan memasukkan suaramu kedalam alat high
– super voice ini, kau bisa menikmati 1, 023 suara yang berbeda mulai dari
penyanyi opera sampai Jang Dong Gun.” Jelas Shinzo-san
Chisato tak
percaya dan mencoba alat tersebut ia ingin mengubah suaranya yang direkam
terdengar seperti suara bajak laut, tetapi yang terdengar malah suara Shinzo-san.
Chisato berkata, kalau alat ini hanya alat pengubah suara.
Shinzo-san
membenarkan. Chisato berkata lagi jika alat seperti ini sudah banyak versinya.
Shinzo-san menyanyangkan hal tersebut, ia hanya ingin suaranya sampai pada
putra-putranya.
Flash back end
Chisato
mendapat telepon dari ayahnya. Chisato heran dari mana ayah tahu nomornya, ayah
menyuruh Chisato tidak usah memusingkan masalah kecil lagi pula ada yang lupa
ayah sampaikan pada Chisato.
“Apakah kau
melunasi hutang atau tidak, kau tetap anakku yang manis.” Kata ayah yang
ternyata menelepon dari tempat si paman.
“apa itu?”
“ya….maksudku
jangan terlalu berlebihan melakukannya (bayar hutang). Orang yang terbaik
adalah yang apa adanya. Ikuti arus sajalah.” Kata ayah sambil menatap foto
Shinzo-san.
“jangan
konyol. Kau orang yang berhutang.”
“ah, benar.
Yah, tetap berkerja (bayar hutang) sedikt demi sedikit. Sampai jumpa, bye bye!”
pamit ayah menutup teleponnya.
Bersambung
ke part 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar yang baik serta kritik yang membangun agar saya bisa memuaskan para pembaca sekalian. >.<
Terimakasih